Selasa, 01 Mei 2012

Awas! NOMOPHOBIA!

Nomophobia? Itu apa sih?  Bisa di pastikan banyak yang bertanya – tanya apa maksud dari istilah tadi. So,biar nggak bingung simak artikel kali ini.

Nomphobia mungkin istilah yang terasa asing di telinga kita. Istilah nomophobia yang merupakan singkatan dari no mobile phone phobia , dimana istilah ini ditujukan bagi mereka yang merupakan sindrom ketakutan berlebihan dan perasaan cemas yang timbul bila tidak berada di dekat ponselnya.

       Dewasa ini, perilaku sindrom kegelisahan ini semakin marak. Betapa tidak, hampir semua orang memiliki ponsel (hp). Alasan penggunaannya pun bermacam – macam, diantara lain untuk bertelekomunikasi, internet, bahkan sebagai penunjang penampilan seseorang. Nomophobia banyak menjangkit pengguna ponsel yang umunya remaja dan orang dewasa, mereka sudah menganggap ponsel layaknya seseorang sahabat yang telah menjadi salah satu bagian yang penting untuk dirinya. Apalagi, apapun bisa dilakukan barang elektronik yang mempunyai fungsi kompleks ini, dimulai dari mengirim pesan (SMS), melakukan percakapan (telepon), memotret, bahkan menjelajahi dunia maya. 

      Secure Envoy suatu badan yang bergerak dalam dunia digital. Mengungkapkan bahwa menurut survey yang telah mereka lakukan di Inggris ternyata 66% dari pemilik ponsel adalah menderita nomophobia. Dan pada studi yang melakukan survey pada 1000 orang tersebut, ternyata 70% penderita nomophobia adalah kaum wanita, sementara 61% adalah kaum laki – laki. Namun, empat tahun lalu survey yang sama tentang nomophobia juga dilakukan yang hasilnya 53% dari mereka mengalami nomophobia, dengan persentase kaum laki – laki lebih besar sekitar 58% dan wanita sebesar 48%. Faktanya, karena ketergantungan berlrbihan tersebut , 50% orang nomophobia tidak pernah mematikan (switch off) ponselnya dalam kondisi apapun.
      
       Sindrom nomophobia bukan hanya sebuah ketakutan, bahkan gelisah saat jauh dari ponsel karena cemas akan hilangnya data – data yang penting yang ada di dalam ponsel. Namun, mereka juga akan menjadi panik bahkan stress apabila ponsel mereka kehilangan sinyal, dan tidak memiliki pulsa. Bisa diartikan bahwa penderita sindrom ini bisa “mati gaya” apabila sahabat elektroniknya ini tidak dalam genggamannya. Hal ini bisa sangat berdampak buruk bagi penggunanya, selain merasa takut, gelisah bahkan stress hal ini dapat membuyarkan konsentrasi seseorang karena yang dipikirkan hanya ponsel yang dimilikinya dan nomophobia akan menjadi lebih berbahaya apabila reaksi ketakutannya dalam tingkat yang cukup parah dalam bentuk berkeringat dingin dan detak jantung menjadi lebih cepat.
         Pertanyaannya apakah ini sindrom yang wajar? Apabila masih dalam wilayah yang tidak terlalu parah keadaan ini masuk dalam tahap wajar namun, jika sebaliknya penderita sebaiknya mencoba perlahan – lahan untuk mulai menggunakan ponsel sewajarnya dan bila memang benar – benar di perlukan.
         Ingat ponsel hanyalah alat yang dapat membantu kehidupan kita sehingga bisa menjadi semakin mudah dan jangan sampai anda terpaku pada ponsel anda.

Oleh:
XI IPA 1

0 comments:

Posting Komentar

*.* Aliyah State school is a peace zone, we have no tolerance for : drugs, alcohol, smooking, verbal abuse, emotional abuse, physical abuse. *.* through discipline, responsibility, and assertiveness, we will always protect our school community.
Untuk mengirim artikel/ naskah silakan kirim di intra.mansda@gmail.com dan jangan lupa cantumkan identitas kelas di artikel yang dikirim!